A. Pendahuluan.
Sampah,
seringkali dianggap sebagai sesuatu yang mengganggu, baik pandangan hingga
kesehatan. Ada berbagai
macam sampah yang antara lain berupa limbah padat maupun limbah cair.
Apa yang
dapat kita lakukan? Pertanyaan sederhana, namun memiliki jawaban yang sangat
rumit, karena memiliki konsekuensi untuk merubah gaya hidup. Dari pola hidup
boros sampah, menjadi gaya hidup ramah lingkungan. Untuk itu, langkah awal
adalah mengenali berbagai jenis sampah di lingkungan kita.
Kemudian
mengklasifikasinya, mana yang masih bisa dipakai mana yang sudah habis pakai
dan mana yang masih bisa diolah/didaur. Secara sederhana sampah dalam rumah
dapat kita bagi menjadi 3 kategori, yakni sampah beracun, seperti batere
bekas, bola lampu bekas dan barang-barang yang mengandung zat kimia. Kemudian
sampah padat yang tidak dapat diurai, seperti plastik, botol, kaleng, dsb.
Dan terakhir barang-barang yang masih dapat diurai oleh tanah seperti sisa
sayuran, daun-daun, dsb.
Gaya
hidup ramah lingkungan dikenal pula dengan semboyan 3R : Reduce, Reuse &
Recycle. Artinya mengurangi tingkat kebutuhan akan sampah, menggunakan
kembali sampah-sampah yang telah ada dan mendaur ulang sampah-sampah yang
telah terpakai. Salah satu sampah yang dapat didaur ulang adalah kertas.
Kertas daur ulang ini memiliki tekstur yang indah. Dari kertas daur ulang
kita dapat membuat beraneka ragam kerajinan tangan.
B. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan kertas daur
ulang :
1.
BLENDER, fungsinya
untuk menghancurkan kertas menjadi bubur kertas, atau dapat juga dimodifikasi
dengan alat penghancur yang lebih besar.
2.
BINGKAI CETAKAN,
terdiri dari 2 bingkai dengan ukuran yang sama. Salah satu bingkai dilapisi
dengan kain kasa.
3.
EMBER KOTAK, fungsinya
sebagai tempat pencampuran bubur kertas dengan air, sekaligus sebagai wadah
pencetakan.
4.
ALAS CETAK, fungsinya
untuk tempat pengeringan kertas daur ulang dari bingkai cetakan, sehingga
bingkai cetakan dapat digunakan kembali. Alas cetak ini bisa berupa tripleks
yang dilapisi kain katun atau juga dapat berupa matras yang biasa digunakan
untuk alas tidur kemping.
5.
SPONDS PENGHISAP,
fungsinya untuk menghisap air pada waktu transfer dari bingkai cetakan ke
alas cetak.
6.
GELAS PENAKAR,
fungsinya untuk menakar perbandingan antara bubur kertas dengan air. Alat ini
tidak mutlak ada.
7.
ALAT PRESS, fungsinya
untuk mengepress kertas daur ulang agar serat-seratnya dapat lebih rapat.
Alat ini dapat berupa dua papan kayu yang berukuran sama dengan bingkai cetak,
yang keempat sudutnya diberi lubang. Selanjutnya masing-masing lubang diberi
mur dan baut penjepit untuk mempertemukan kedua sisi papan kayu tersebut.
8.
EMBER wadah bubur
kertas
9.
KOMPOR & PANCI,
fungsinya untuk merebus berbagai macam serat dan pewarna alam
10.
ALU & LUMPANG,
fungsinya untuk menumbuk berbagai serat agar lebih halus
11.
SENDOK KAYU, fungsinya
untuk mengadukberbagai campuran.
12.
PISAU & GUNTING,
fungsinya untuk memotong-motong serat tumbuhan
13.
SARINGAN TEH BESAR
14.
KAIN LAP
Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan kertas daur
ulang :
1. KERTAS BEKAS Setiap jenis kertas dipilah-pilahberdasarkan jenisnya masing-masing, kertas Koran, kertas HVS, karton hingga kertas warna warni.
2. PEWARNA ALAM
- Kunyit, jika diparut dan diperas sarinya akan menghasilkan warna kuning - Kulit bawang, jika direbus akan menghasilkan warna coklat - Pandan suji, jika ditumbuk dan diperas airnya dapat menghasilkan warna hijau pekat - Pandan wangi, jika direbus dan ditumbuk lalu diperas airnya dapat menghasilkan warna hijau muda, sekaligus aroma wangi - Kesumba (bixa), jika bijinya direndam dan diremas atau direbus dapatmenghasilkan warna oranye - Serutan kayu nangka. Jika direbus akan menghasilkan warna kuning - Sirih, jika ditumbuk dan dicampur dengan kapur akan menghasilkan warna merah kecoklatan - Daun pisang kering, jika dibakar, abunya dapat menghasilkan warna coklat keabu-abuan - Rumput putrid malu (Mimosa sp) jika direbus akan menghasilkan warna lembayung
3. SERAT PENGISI
Merupakan bahan-bahan yang dapat ditambahkan ke dalam campuran bubur kertas sehingga dihasilkan kertas yang lebih indah dan bertekstur. Dapat berupa bunga-bungaan ataupun serat tumbuhan lainnya seperti serat daun pandan wangi, serat batang pisang.
C. Proses Pembuatan
1.
Kertas bekas yang
telah disobek-sobek sebesar perangko, direndam minimal 12 jam agar
serat-seratnya menjadi lunak diresapi air. Perendaman dapat pula dibantu
dengan perebusan untuk mempercepat proses peresapan air.
2.
Kertas yang telah
lemas direndam air / direbus, dihancurkan dengan blender. Dengan perbandingan
1 ; 4 (4 bagian air untuk 1 bagian kertas). Lama pemblenderan tidak lebih
dari 1 menit, sebaiknya dilakukan 2 kali pemblenderan dengan interval 30
detik saja.
3.
Bubur kertas yang
diperoleh dari pemblenderan dikumpulkan dalam satu wadah. Selanjutnya dapat
dilakukan pencucian untuk mengurangi kadar asamnya dengan cara menyaring
bubur kertas pada kain yang agak lebar dan meletakkannya di atas ember berisi
air. Dengan demikian bubur kertas dapat dicuci sekaligus memisahkan potongan-potongan
kertas yang mungkin belum hancur akibat pemblenderan dan untuk membentuk
tekstur kertas agar lebih padat maka di lakukan dengan menambhakan lem dari
tepung tapioka atau white glue.
4.
Pencampuran Warna
·
Bubur kertas yang
telah siap diolah, dapat dicampurkan dengan bahan pewarna alam yang telah
kita persiapkan sebelumnya. Caranya adalah dengan mencampurkan langsung dan
diaduk hingga merata. Selanjutnya dapat dilakukan perebusan jika ingin
pencampuran warna yang lebih kuat.
·
Sisa pewarna alam
dapat pula dicampurkan ke dalam air diember pencetakan agar tetap membantu
menimbulkan warna yang diinginkan.
·
Bubur kertas berwarna
pun telah siap untuk diolah lebih lanjut, baik untuk dicetak, maupun dicampur
dengan serat pengisi lainnya.Pencampuran Serat
a. Gedebok
Pisang,
·
Gedebok/batang pisang
yang sudah selesai berbuah cincang seperti dadu dengan panjang sekitar 2 cm,
jemur sekitar 2 jam untuk menghilangkan getah.
·
Kemudian ditumbuk
dengan alu & lumping sehingga agak lunak.
·
Selanjutnya direbus
selama 1 jam untuk melunakan seratnya. Kemudian tiriskan.
·
Setelah itu ditumbuk
kembali hingga lebih halus. Saring dengan kain untuk dicuci dengan air, agar
tinggal serat yang tersisa.
·
Serat yang tersisa
dapat langsung dicampur dengan bubur kertas, atau jika dirasa kurang halus,
dapat pula dibantu dengan pemblenderan.
·
Selanjutnya
dicampurkan sedikit demi sedikit ke dalam bubur kertas, sambil diaduk terus
menerus hingga rata.
b.
Kulit Bawang
·
Rebus kulit
bawang yang sudah digunting-gunting kecildengan air hingga mendidih, sisihkan
dan air rebusan jangan dibuang.
·
Hancurkan kuit bawang
yang telah direbus dengan menggunakan blender selama 5 – 10 detik.
·
Campurkan secara
perlahan kulit bawang yang telah dihancurkan kedalam wadah bubur kertas
sambil terus diaduk-aduk hingga merata, jika air rebusan agak kotor dapat
dilakukan penyaringan terlebih dahulu.
c.
Pandan Wangi
·
Rebus potongan pandan
wangi (2 cm) selama kira-kira 1 jam, tiriskan.
Campurkan air rebusan
dengan bubur kertas secepatnya, aduk-aduk hingga rata.
5.
Selanjutnya bubur
kertas siap untuk diolah, dapat dicetak langsung maupun dilakukan pencampuran
warna dan serat. Masukan bubur kertas yang hanya bercampur dengan warna saja,
atau bercampur dengan serat saja, atau bercampur dengan pewarna dan serat
maupun bubur kertas tanpa campuran, kedalam ember kotak tempat cetakan.
Perbandingan antara jumlah air dan bubur kertas tetap 4 : 1 (4 bagian air
untuk 1 bagian bubur kertas). Aduk-aduk hingga campuran air dan bubur kertas
merata.
6.
Masukkan bingkai
cetakan, dengan posisi bingkai cetak yang memakai kain kassa berada dibawah
dan bingkai kosong dibagian atas sisi kain kassa. Masukkan hingga kedasar
ember cetak, dengan hati-hati. Atur posisi bingkai cetak agar datar dan
sejajar permukaan air. Kemudian angkat bingkai tersebut dengan hati-hati
dalam posisi datar. Bubur kertas akan tercetak dipermukaan bingkai dengan
bentuk seperti selembar kertas yang basah. Angkat bingkai penutup dengan
cepat, jangan sampai airnya memerciki lembaran kertas yang masih basah tadi.
Kemudian ditiriskan dalam posisi miring sekitar 30 derajat hingga airnya
tinggal sedikit. Selanjutnya kertas basah tersebut siap untuk ditransfer ke
atas permukaan alas cetak untuk dikeringkan.
7.
Bingkai cetak dibalik,
sehingga kertas basah menghadap ke alas cetak. Letakkan bingkai cetak dengan
kertas basah tersebut pada alas cetak dengan hati-hati. Pada bagian atas
bingkai cetak atau sisi sebaliknya dari kertas basah dapat dilakukan
pengeringan dengan menggunakan spon. Selain untuk mempercepat pengeringan
juga untuk mempermudah proses pemindahan kertas. Jika sudah cukup keringda
bingkai cetak sudah dapat diangkat dari alas cetak, lakukan dengan hati-hati
agar kertas tersebut tidak cacat.
8.
Kertas yang telah
dipindahkan ke alas cetak tinggal menunggu kering saja, tetapi sebaiknya tidak
dijemur dibawah matahari langsung. Dapat juga diselingi dengan pengepresan
sewaktu kertas belum kering, dengan cara lapisi setiap lembar kertas dengan
kain dan tumpuk sampai beberapa lapis kemudian diletakkan diantara papan
pengepresan, lakukan selama kira-kira 10 menit. Jika kertas sudah kering,
pengepresan dilakukan selama 1 jam.
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar