Pembangunan jangka panjang
Indonesia mempunyai saran utama terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang
atas kekuatan sendiri menuju masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan
pancasila. Titik berat dalam pembangunan jangka panjang adalah pembangunan
bidang ekonomi dengan sasaran utama untuk mencapai keseimbangan antara bidang
keseimbangan antara bidang pertanian dan bidang industri.
Pembangunan industri sangat penting
untuk meningkatkan kesempatan kerja bagi orang yang kurang pengalaman dalam
pekerjaannya.laju serta kualitas pertumbuhan ekonomi. Pembangunan industri ini
merupakan tulang punggung bagi perekonomian nasional dengan tujuan untuk
meningkatkan pendapatan perkapita ynag cukup tinggi serta masyarakat yang adil
dan makmur dapat tercapai . industri dipandang sebagi jalan pintas untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mengejar ktertinggalan dari masyarakat
yang maju.
Dalam upaya mewujudkan di pedesaan agar taraf hidup
masyarakat lebih baik salah stau cara Yang dapat dilakukan adalah dengan
dibangunya perindustrian dipedesaan walupun dalam taraf kecil , seperti
industri rumah tangga maupun yang lainya.industri dan teknologi merupakan dua
hal yang tidak dapat disahkan satu sama lainya. Dengan usaha
demikian,usaha-usaha untuk memajukan industri terutama dalam meningkatkan
kemakmuran dan kesejahteraan hidup manusia tidak lepas dari kehadiran ,
penguasan dan penggunaan teknologi.
Pembangunan industri itu juga
dapat berlangsung dengan baik apabila
didukung oleh bebrapa faktor . faktor-faktor itu selain faktor teknologi juga
menyangkut faktor dari pemerintah setempat .oleh karena itu masyaka tersebut
juga harus dibina serta dipersiapkan dengan adnya pelatihan pelatihan yang
meningkatkan ketrampilan .munculnya indsri merupakan bagian terpenting dalam
mewujudkanya terjadinya peluang usaha bagi oarang orang yang ingin mendapatkan
pekerjaan .dan dalam rangka meningkatkan taraf hidup yang lebih baik.
Lahan di daerah perkotaan yang
terbatas, memungkinkan pembangunan areal industri lebih di titik beratkan di
lahan perkotaan yaitu dipinggiran jalan raya.hal ini dimaksudkan untuk menyerap
tenaga kerja dari pedesaan sehingga dapat mengurangi banyaknya orang yeng
berurbanisasi. Demikian halnya dengan
masyarkat desa sayung kecamatan mranggen kabupaten Demak yang mengembangkan
industri pandai besi telah memberikan peluang usaha yang lebih luas untuk
masyarakat di daerah sayung Demak
Sebagian besar
masyarkat desa sayung sebelum berkembangnya industri pandai besi ini , pada
umumnya bermata pencaharian sebagi
petani dan pedagang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari .pada awalnya , pandai
besi di desa sayung dikembangkan pertama kali pada tahun 1960 han pandai besi ini pada awalnya terbatas dan
hanya fokus pada peralatan tradisional dan tanpa peralatan yang menggunakan
tenaga listrik.
Industri pandai besi merupakan
suatu usaha perorangan yang bergerak dalam
pertukangan besi . seseorang yang menunjukan peranan yang terbukti
kemahiranya, biasanya diakui sebagai pakar dalam bidang tersebut .kemahiran
pandai besi pda awalnya tertumpu pada usaha pembuatan senjata tradisional
seperti keris pedang,parang yang diwariskan secara turun temurun melibatkan
segala potensi yang ada dalam keluarga dan masyarakat sekitarnya.namun pada
perkembangan selanjutnya terjadi peralihan tradisi perpandaian dari membuat
senjata tradisional ke alat perkebunan /pertanian.
Dibidang pemasaran , kendati
pandai besi di dusun sayung Demak ini masih tergolong industri kecil dan
menengah . selain itu pemerintah daerah pun mengupayakan kerja sam dengan
berbagai pihak untuk mengikut sertakan produk-produk kerajinan pandai besi
tersebut mampu bertahan untuk melestarikan tradisi perpandaian . hal ini
menjadi sesuatu daya tarik tersendiri .dalam mengkaji perkembangan industri
pandai besi di daerah sayung ini . dalam menghadapi arus industralisasi yang
semakin pesat ini . perkembangan industri pandai besi ini juga terlibat dari
adanya perekrutan pekerja yang memprioritaskan para pekerja laki-laki yang
garis keturunanya sebagai pandai besi dan mempunyai kemampuan di bidang pertukangan besi . selain adanya perubahan
dalam bidang ekonomi,adanya industri di sayung demak ini juga telah mengubah
struktur sosial masyarakat setempat . dalam kehidupan sehari hari masyarakat
desa sayung didasarkan pada hubungan yang bersifat tradisional antara lain
faktor kekerabatan dan gotong royong yang sangat penting dalam menjalani
kehidupan masyarakat didesa sayung tersendiri .keadaan industri pandai besi ini
telah memberikan kontribusi yang cukup besar bagi peruahan sosial ekonomi
masyarakt desa sayung . perubahan ekonomi dapat dilihat dari berbagai aspek,
yaitu tingkat kesejahteraan masyarakat meliputi keuntunga yang telah didapatkan
oleh para pengusaha dan pendapatan pekerja pandai besi ini . perubahan dalam
bidang sosial ini adalah bertambahnya golongan baru di dalam bermasyarakat .
tingkat pendidikan dan adanya peerubahan gaya hidup .
Fokus kajian pada penyusunan
lapooran ini adalah mendeskripsikan pandai besi di desa sayung dan proses
pengolahan besi pada pandai besi ini.
2. TEORI
DASAR
2.1. PARANG
Parang adalah senjata tajam yang
tgrerbuat dari besi biasa. Bentuknya relatif sederhana tanpa pernak perni.
Kegunaannya adalah sebagai alat potong atau alat tebas (terutama selak belukar)
kala pengunaannya keluar masuk hutan. Parang juga digunakan untuk pertanian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
terbitan Balai Pustaka tahun 2005, golok adalah sejenis parang atau pedang yang
berukuran pendek. Sedangkan parang sendiri adalah pisau besar namun lebih
pendek dari pedang. Sedangkan arti golok dalam Kamus Umum Basa Sunda oleh
Lembaga Basa & Sastra Sunda (Penerbit Tarate Bandung tahun 2000), golok
adalah bedog, perabot atau alat untuk memotong.
Dalam Ensiklopedi Sunda (Pustaka Jaya
2000) diuraikan pengertian bedog yang merupakan nama alat tajam dari besi baja,
ada yang berupa pakakas (perkakas) dan ada yang berupa pakarang (senjata).
Bedog, baik yang berupa pakakas maupun yang berupa senjata, dalam bahasa Indonesia
disebut golok atau parang. Dari uraian baik dalam kamus maupun ensiklopedi
pengertian golok adalah sama dengan bedog. Golok adalah istilah atau nama dalam
bahasa Indonesia untuk perkakas atau senjata tajam yang terbuat dari besi baja,
yang dalam bahasa Sunda disebut bedog. Melengkapi pengertian golok dari kamus
dan ensiklopedi diatas, secara fisik golok (bedog dalam bahasa sunda, bendo
dalam bahasa jawa, parang bahasa melayu) adalah nama alat yang termasuk ke
dalam perkakas dan senjata tajam, ukurannya lebih besar dari pisau namun lebih
pendek dari pedang, memiliki bilah tebal dan lebar yang terbuat dari logam.
2.2. BAHAN
PEMBUATAN
2.2.1. PEGAS
DAUN
Pegas
adalah suatu komponen yang berfungsi untuk
menerima beban dinamis dan memberikan kenyamanan dalam berkendara[1]. Pada
kendaraan bermotor roda empat, salah satu jenis pegas yang umum digunakan
adalah pegas daun. Pegas daun ini pada aplikasinya digunakan untuk menahan
beban kendaraan bermotor pada bagian belakang. Oleh karena itu dengan kondisi
yang diterima tersebut, maka material pegas daun harus memiliki elastisitas,
modulus resilien yang bagus dan diimbangi juga dengan ketangguhan yang tinggi.
Model
pegas sendiri juga bervariasi sesuai dengan karakteristik yang dimiliki oleh
setiap modelnya, yang tentu berbeda satu dengan yang lainnya. Seperti pegas
daun, pegas koil, pegas helix, pegas torsi, pegas cakram dan lain-lain. Sesuai
dengan standar proses pembuatan pegas yang ada, maka material yang digunakan
dan sifat mekaniknya juga memiliki perbedaan.
Salah
satu material dasar yang digunakan untuk pegas daun adalah JIS SUP 9A. Material
JIS SUP 9A memiliki kekuatan tarik yang tinggi, kekuatan elastik yang baik dan
ketahanan terhadap korosi yang lebih baik dari baja karbon lainnya.
Pada
proses produksi material JIS SUP 9A ini, proses laku panas merupakan bagian
dari proses finishing, agar sifat mekanik akhir dari material tersebut akan
menjadi lebih baik dari material awal (kondisi annealing atau preharden).
2.2.2. BAJA
KARBON
Baja adalah logam paduan,
logam besi sebagai unsur dasar dengan karbon sebagai unsur paduan utamanya.
Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai
grade-nya. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan
mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi.
Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan selain karbon adalah (titanium), krom
(chromium), nikel, vanadium, cobalt dan tungsten (wolfram). Dengan
memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis
kualitas baja bisa didapatkan. Penambahan kandungan karbon pada baja dapat
meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya (tensile strength),
namun di sisi lain membuatnya menjadi getas (brittle) serta menurunkan
keuletannya (ductility).
2.2.3.
JENIS BAJA
KARBON
BAJA KARBON RENDAH
·
Kandungan karbonnya < 0,25%C
·
Tidak responsif terhadap perlakuan panas yang bertujuan membentuk
martensit
·
Metode penguatannya dengan “Cold Working” ìstruktur mikronya terdiri ferit
dan perlit
·
Relatif lunak dan lemah ìulet dan tangguh
·
Mampu mesin dan mampu lasnya baik
·
Murah
·
Aplikasi : bodi mobil,bentuk struktur (profil I, L, C, H), pipa saluran
BAJA KARBON MEDIUM
·
Kandungan karbonnya: 0,25 – 0,6%C
·
Dapat dinaikkan sifat mekaniknya melalui perlakuan panas austenitizing,
quenching, dan tempering
·
Banyak dipakai dalam kondisi hasil tempering sehingga struktur mikronya
martensit
·
Lebih kuat dari baja karbon rendah
·
Aplikasi :poros, roda gigi, crankshaft
BAJA KARBON TINGGI
·
Kandungan karbonnya: 0,6 < % C ≤ 1,7
·
Dapat dinaikkan sifat mekaniknya melalui perlakuan panas austenitizing,
quenching, dan tempering
·
Banyak dipakai dalam kondisi hasil tempering sehingga struktur mikronya
martensit
·
Paling keras, paling kuat, paling getas di antara baja karbon lainnya
·
Tahan aus
·
Aplikasi :pegas, pisau cukur, kawat kekuatan tinggi, rel kereta
api,perkakas potong, dies
2.3
PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT)
Proses laku panas adalah suatu proses
pemanasan dan pendinginandengan temperatur, waktu tahan dan laju pendinginan
tertentu untuk mendapatkan fase dan struktur mikro akhirtertentu dan sifat
mekanik yang relatif lebih baik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses
laku panas:
· Kadar
karbon/unsur paduan
· Temperatur
austenisasi
· Waktu
penahanan (holding time)
· Laju
pendinginan
· Kondisi
permukaan
· Ukuran
benda kerja
2.4 PENDINGINAN (QUENCING)
Quenching adalah suatu proses laku panas
dan dingin dengan laju.
Tujuan Partitioning adalah
a. Membatasi kelarutan karbon dalam
martensit dan memperkaya karbon pada austenit sisa
b. Memperoleh austenit sisa yang kaya akan karbon
dan stabil pada temperatur kamar
c. Mencegah timbulnya presipitasi karbida
d. Perbedaan antara proses
partitioning, austempering dan tempering.
Berdasarkan struktur akhir yang dihasilkan adalah pendinginan yang cepat
yang dilakukan pada suatu media
semisal
air, oli atau salt bath untuk memperoleh sifat mekanik yang lebih
keras.
Media pendingin yang
umum digunakan adalah
1. Air
2. Oli
3. Salt
bath
4. Air
garam/brine
5. Air
dan minyak/emulei
Menurut prosesnya Quenching dan Partitioning ada 2, yaitu:
1. One step treatment
2. Two step treatment
Media
penggunaan quenching :
1. Air
a) Quenching dapat dilakukan dengan
terjun baja panas dalam air. Air yang berdekatan dengan baja panas menguap, dan
tidak ada kontak langsung dari air dengan baja. Hal ini memperlambat
pendinginan sampai gelembung istirahat dan memungkinkan kontak air dengan baja
panas. Sebagai kontak air dan bisul, sejumlah besar panas dipindahkan dari
baja. Dengan agitasi baik, gelembung
dapat dicegah dari menempel baja, dan dengan demikian mencegah bintik-bintik
lembut.
b) Air adalah media quenching yang baik
cepat, asalkan agitasi baik dilakukan. Namun, air bersifat korosif dengan baja,
dan pendinginan cepat kadang-kadang dapat menyebabkan distorsi atau retak.
2. Air Garam
Air garam adalah media quench lebih
cepat daripada air biasa karena gelembung yang rusak dengan mudah dan
memungkinkan untuk pendinginan cepat dari bagian. Namun, air garam bahkan lebih
korosif daripada air biasa, dan karenanya harus segera dibilas.
3. Oli
Oil digunakan bila laju pendinginan
lebih lambat yang diinginkan. Sejak minyak memiliki titik didih yang sangat
tinggi, transisi dari awal pembentukan Martensit untuk menyelesaikan secara
lambat dan ini mengurangi kemungkinan retak. Minyak quenching menghasilkan
asap, tumpahan, dan terkadang bahaya kebakaran.
4. Polimer Quench
Memadamkan Polimer yang akan
menghasilkan laju pendinginan di antara air dan minyak. Tingkat pendinginan
dapat diubah dengan memvariasikan komponen dalam campuran-karena ini terdiri
dari air dan beberapa polimer glikol. Memadamkan Polimer mampu menghasilkan
hasil berulang dengan kurang korosi dari air dan kurang dari bahaya kebakaran
dari minyak. Tapi, hasil ini berulang hanya mungkin dengan pemantauan konstan kimia
tersebut.
5. Cryogenic Quench
Cryogenics atau pembekuan mendalam
dilakukan untuk memastikan tidak ada dipertahankan Austenite selama
pendinginan. Jumlah Martensit terbentuk pada quenching adalah fungsi dari suhu
terendah dijumpai. Pada temperatur tertentu proses quenching ada sejumlah
Martensit dan keseimbangan yang untransformed Austenite. Ini Austenite
untransformed sangat rapuh dan dapat menyebabkan hilangnya kekuatan atau
kekerasan, ketidakstabilan dimensi, atau retak.
Memadamkan biasanya dilakukan untuk
suhu kamar. Baja karbon menengah dan paling baja paduan rendah mengalami
transformasi menjadi 100 Martensit% pada suhu kamar. Namun, karbon tinggi dan
baja paduan tinggi telah mempertahankan Austenite pada suhu kamar. Untuk
menghilangkan dipertahankan Austenite, suhu pendinginan harus diturunkan. Ini adalah alasan untuk menggunakan
pendinginan kriogenik.
2.5.
CARBURIZING
Carburizing atau
karburisasi adalah cara pengerasan permukaan dengan memanaskan logam (baja) di
atas suhu kritis dalam lingkungan yang mengandung karbon.
Berdasarkan
media yang memberikan karbon, secara umum ada tiga macam metode dalam proses
karburisasi yaitu :
a)
Karburisasi padat (solid
carburizing) adalah adalah suatu cara karburisasi yang menggunakan bahan
karbon berbentuk padat,
b)
Karburisasi cair (liquid
carburizing), adalah suatu cara karburisasi dengan menggunakan bahan karbon
berbentuk cair,
c)
Karburisasi gas (gas carburizing)adalah
suatu cara karburisasi dengan menggunakan bahan karbon berbentuk gas.
Proses pengerasan permukaan baja dengan metode carburizing
cair dilakukan dengan teknik plasma lucutan pijar. Seperti halnya pada
proses carburizing padat, ataupun gas, maka pada carburizing plasma
lucutan pijar ini, atom-atom karbon dimasukkan kedalam permukaan baja dan
berdifusi menghasilkan lapisan baja-karbon yang keras.
Dengan kata lain Carburizing plasma lucutan
pijar merupakan suatu proses pengerasan permukaan material (baja) dengan cara
pendifusian atom-atom karbon kedalam permukaan material. Proses pendifusian ini
memanfaatkan energi listrik dan energi termal (panas). Energi listrik digunakan
untuk mengubah atom-atom karbon yang berasal dari gas benzene (C6H6)
menjadi plasma, dan sekaligus digunakan untuk mendifusikan atom-atom karbon
tersebut kedalam permukaan material. Energi termal yang juga dapat berasal dari
energi listrik akan mempercepat proses difusi atom karbon.
Atom-atom karbon akan masuk kepermukaan baja dan
mengisi ruang-ruang kosong di antara atom-atom besi secara interstisi, sehingga
akan terbentuk larutan padat interstisi karbon dalam besi/baja. Terbentuknya
larutan padat interstisi ini akan menyebabkan peningkatan kekerasan dari baja.
Selain terbentuknya larutan padat interstisi, atom-atom karbon yang masuk ke
permukaan akan berikatan kuat dengan atom-atom permukaan (atom-atom Fe)
membentuk fase baru yang disebut fasa karbida besi yang mempunyai sifat keras.
v Kelebihan
dan Kelemahan
Kelebihan
1. Proses carburizing
a)
Proses dilakukan pada suhu yang
relatif rendah (maksimal 3000C).
b)
Proses carburizing tidak memerlukan
waktu yang lama (120 menit).
Kelemahan
1.
Benda kerja
Bagian yang
menjadi keras hanya sebatas pada permukaan baja saja, sedangkan pada bagian
dalam inti baja tidak mengalami perubahan kekerasan.
2.
Proses carburizing
a)
Proses ini belum dapat menggunakan
suhu yang tinggi.
b)
Biaya mahal
Analisis
Pengembangan
·
Memodifikasi alat uji yang sudah ada
dengan alat baru sehingga dapat dilakukan variasi suhu yang lebih tinggi,
contohnya 500-7000C.
·
Dengan hal itu bisa meningkatkan
kekerasan sampai pada bagian dalam/inti baja.
·
Untuk variasi suhu dapat disesuaikan
dengan lama deposisian 150 menit.
kita juga punya nih artikel mengenai 'Industri Baja', silahkan dikunjungi dan dibaca , berikut linknya
BalasHapushttp://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/2009/1/Artikel_20205546.pdf
trimakasih
semoga bermanfaat