A.
Dispersi Koloid
Bila suatu zat dicampurkan dengan
zat lain, maka akan terjadi penyebaran secara merata dari suatu zat ke dalam
zat lain yang disebut dengan sistem dispersi.Tepung kanji bila
dimasuk- kan ke dalam air panas maka akan membentuk sistem dispersi, dengan air
sebagai medium pen-dispersi dan tepung kanji sebagai zat terdispersi.
Berdasarkan
ukuran partikel hasil pendispersian dapat digolongkan menjadi tiga
macam sistem dispersi, yaitu: larutan sejati, sistem koloid, dan suspensi.
a.
Dispersi
kasar (suspensi)
Dispersi kasar atau Suspensi
merupakan campuran heterogen antara fasa terdispersi dengan medium pendispersi.
Fasa terdispersi biasanya berupa padatan sedangkan medium pendispersinya
berupa zat cair. Fasa terdispersi dan medium pendispersinya dapat
dibedakan dengan jelas karena merupakan campuran yang heterogen. Fasa
terdispersinya memiliki ukuran partikel lebih besar dari 10– 5 sehingga akan terlihat sebagai endapan.
Contohnya : campuran tepung dengan air.
b.
Dispersi
halus (larutan sejati/dispersi molekuler)
Larutan sejati adalah campuran
antara fasa terdispersi dengan medium pendispersi. Fasa terdispersi biasanya
berupa padatan atau cair, sedangkan medium pendispersinya berupa zat cair.
Pada larutan sejati fasa terdispersi larut sempurna kedalam medium pendispersi
sehingga terbentuk campuran yang homogen. Contohnya larutan garam dalam air.
Fasa terdispersi dan medium pendispersinya tidak dapat dibedakan. Oleh karena
ukuran partikel fasa terdispersi antara 10– 7 – 10– 5 cm,
maka fasa terdispersi dapat larut dalam medium pendispersi.
c. Dispersi koloid
Dispersi koloida merupakan campuran
antara system dispersi kasar dan dispersi halus. Dalam system koloid antara
fasa terdispersi dan medium pendispersi tampak homogen. Namun sesungguhnya, disperse
koloid merupakan campuran yang heterogen. Hal ini akan tampak dengan jelas saat
dispersi koloid diaamati menggunakan mikroskop ultra. Contoh dispersi koloid
yaitu campuran antara air dan tinta.
Perbedaan larutan sejati, koloid,
dan suspensi
No
|
Larutan
sejati
|
Koloid
|
Suspensi
|
1
|
Diameter < 10-7cm
|
Diameter 10-7 cm –
10-5 cm
|
Diameter > 10-5 cm
|
2
|
Satu fase
|
Dua fase
|
Dua fase
|
3
|
Jernih
|
Agak keruh
|
keruh
|
4
|
Homogen
|
Antara homogen dan heterogen
|
Heterogen
|
5
|
Tidak dapat disaring
|
Tidak dapat disaring
|
Dapat disaring
|
6
|
Tidak mengendap
|
Sukar mengendap
|
Mudah mengendap
|
7
|
Stabil
|
Relatif stabil
|
Tidak stabil
|
8
|
Amikron, dapat dilihat
dengan mikroskop electron, tetapi tidak dapat dilihat dengan
mikroskop ultra
|
Submikron, dapat dilihat dengan
mikroskop ultra, tetapi tidak dapat dilihat dengan mikroskop biasa
|
Mikron, dapat dilihat dengan
mikroskop biasa
|
Berdasarkan fase terdispersi dan
medium pendispersi yang menyusun sistem koloid, dapat dibedakan menjadi 8
sistem koloid
No
|
Fase
terdispersi
|
Medium
pendispersi
|
Nama
koloid
|
Contoh
|
1
|
Gas
|
Cair
|
Busa
|
Buih sabun, ombak, limun, krem
kocok (whipped cream)
|
2
|
Gas
|
Padat
|
Busa padat
|
Batu apung, lava, karet busa,
biscuit
|
3
|
Cair
|
Gas
|
Aerosol cair
|
Kabut, awan, hairspray, obat
semprot
|
4
|
Cair
|
Cair
|
emulsi
|
Susu, santan, minyak ikan
|
5
|
Cair
|
Padat
|
Gel
|
Keju, mentega, nasi, selai,
lateks, agar-agar, mutiara, semir padat, lem padat
|
6
|
Padat
|
Gas
|
Aerosol padat
|
Asap, debu, buangan knalpot
|
7
|
Padat
|
Cair
|
Sol
|
Kanji, cat, tinta, putih
telur, lumpur, semir cair, lem cair
|
8
|
Padat
|
Padat
|
Sol padat
|
Tanah, kaca, permata, perunggu,
kuningan
|
Campuran gas dengan gas tidak
membentuk system koloid, sebab semua gas akan bercampur homogen dalam segala
perbandingan.
B.Sifat-Sifat Koloid
1.Efek Tyndall
Adalah peristiwa penghamburan cahaya
oleh partikel-partikel koloid.
2.Gerak Brown
Adalah gerakan acak/gerak lurus ke
segala arah yang ditunjukkan oleh partikel koloid
3.Adsorpsi
Adalah penyerapan suatu molekul atau
ion pada permukaan suatu zat. Suatu sistem koloid mempunyai kemampuan
mengadsorbsi, sebab partikel koloid memiliki permukaan yang sangat luas.
Peristiwa adsorbsi digunakan dalam:
a.Penyembuhan sakit perut dengan
menggunakan serbuk karbon (norit).
b.Proses pemurnian gula pasir.
c.Pencelupan serat wol, kapas atau
sutera.
d.Deodoran dan antiperspirant
(zat anti keringat) yang menghilangkan bau badan.
e.Daya adsorpsi dari koloid dalam
tanah mampu menahan bahan makanan yang diperlukan tumbuhan, sehingga tidak
terbawa oleh air hujan.
4.Koagulasi/Aglutinasi
Koagulasi adalah peristiwa
penggumpalan atau pengendapan koloid. Koagulasi ada dua cara yaitu:
a.Cara mekanik, misalnya pemanasan,
pendinginan, dan pengadukan.
b.Cara kimia, misalnya dengan
penambahan larutan elektrolit.
Contoh: partikel karet dalam lateks
dapat dikoagulasi dengan penambahan asam asetat.
Peristiwa koagulasi dalam kehidupan
sehari-hari:
a.Terbentuknya delta di muara sungai
b.Proses penutupan luka
c.Proses penjernihan air
d.Pengolahan karet dari bahan
mentahnya (lateks)
5.Elektroforesis
Adalah pergerakan partikel koloid di
bawah pengaruh medan listrik.
Beberapa kegunaan dari proses
elektrolisis:
a.Untuk menentukan muatan suatu
partikel koloid.
b.Untuk memproduksi barang industry
yang terbuat dari karet.
c.Untuk mengurangi zat pencemar
udara yang dikeluarkan oleh cerobong asap pabrik.
Cerobong asap pabrik bagian dalam
dilengkapi dengan “pengendap elektrostatika” berupa
lempengan logam yang diberi muatan
listrik yang akan menarik dan menggumpalkan debu
halus dalam asap buangan.
6.Opalesensi
Adalah peristiwa dimana warna koloid
pada sinar dating tidak sama dengan sinar pergi.
7.Sifat koligatif yang tidak jelas.
C.Koloid Liofob dan Koloid Liof
Koloid
liofil dan koloid liofob merupakan jenis koloid yang berbentuk sol. Berdasarkan
sifat adsorpsinya sol dibedakan atas sol liofil dan sol liofob.
1.
Koloid liofil
Sol
liofil atau koloid liofil merupakan jenis koloid yang fase terdispersinya dapat
mengikat atau menarik medium pendispersinya. Jika medium pendispersinya air
disebut hidrofil.
Contoh
: protein, sabun, deterjen, agar-agar, kanji, dan gelatin
2.
Koloid liofob
Koloid
liofob atau sol liofob merupakan koloid yang fase terdispersinya tidak dapat
menarik medium pendispersinya (tidak suka cairan). Jika medium pendispersinya
air disebut hidrofob.
Contoh : susu, mayonaise, sol belerang,
sol Fe(OH)3, sol sulfida, dan
sol-sol logam.
Perbedaan sol liofob dan sol liofil:
Sol
liofob
|
Sol
liofil
|
Kurang stabil
|
Stabil, mantap
|
Terdiri atas zat anorganik
|
Terdiri atas zat organic
|
Bermuatan listrik tertentu
|
Muatan listrik tergantung pada
medium
|
Kekentalan rendah
|
Kekentalan tinggi
|
Untuk koagulasi perlu sedikit
elektrolit
|
Untuk koagulasi perlu banyak
elektrolit
|
Gerak Brown sangat jelas
|
Kurang menunjukkan gerak Brown
|
Dibuat dengan cara kondensasi
|
Umumnya dibuat dengan cara
dispersi
|
Partikel terdispersi mengadsorpsi
ion
|
Partikel terdispersi mengadsorpsi
molekul
|
Reaksinya irreversible
|
Reaksinya reversible
|
D.Kestabilan Koloid
Kestabilan koloid dapat disebabkan oleh: adanya muatan
listrik pada permukaan partikel koloid dan adanya fase terdispersi yang
afinitasnya lebih tinggi daripada medium pendispersi.
Koloid yang dapat memberikan efek
kestabilan terhadap koloid lain disebut koloid pelindung atau koloid protektif.
Koloid pelindung banyak digunakan pada pembuatan es krim, tinta, cat, dan
sebagainya.
Proses untuk menghilangkan ion-ion
pengganggu kestabilan koloid disebut dialisis. Peristiwa dialisis dapat
dipercepat dengan elektrodialisis, yaitu dengan memberikan elektroda-elektroda.
E.Pembuatan Koloid
Pembuatan sistem koloid dapat dilakukan
dalam dua cara, yaitu:
1.Cara kondensasi
Adalah cara pembuatan system koloid
dengan mengubah partikel-partikel larutan sejati menjadi partikel-partikel
koloid.
Pembuatan koloid secara kondensasi
dapat dilakukan dengan:
a.Cara kimia
1). Hidrolisis
Cara ini dipakai untuk logam-logam
seperti Al, Fe, dan Cr karena basa logam tersebut ber-
bentuk koloid.
Contoh: pembuatan sol Fe(OH)3
FeCl3(aq) + 3
H2O(l) → Fe(OH)3(s) + 3 HCl(l)
2).Reaksi reduksi-oksidasi
Sol logam seperti sol emas dapat
diperoleh dengan mereduksi larutan garamnya, mengguna-
kan reduktor nonelektrolit seperti
formaldehid.
2 AuCl3 + 3
HCHO + 3 H2O → 2 Au + 6
HCl + 3 HCOOH
Sol belerang dan iodin dapat dibuat
dengan mengoksidasi ion sulfida dan iodida.
2 H2S + SO2
→ 3 S + 2 H2O
5 HI + HIO →
3 I2 + 3 H2O
3).Reaksi pengendapan
Dua buah larutan encer yang
masing-masing mengandung elektrolit dicampurkan sehingga
menghasilkan endapan yang berukuran
koloid.
As2O3
+ 3 H2S → As2S3 (s)
+ 3 H2O
AgNO3 +
NaCl → AgCl (s) + NaNO3
b.Cara fisis
Cara fisis dilakukan dengan
pendinginan, penggantian pelarut, dan pengembunan uap.
2.Cara dispersi
Yaitu menghaluskan partikel suspensi
yang terlalu besar menjadi partikel yang berukuran koloid.
Beberapa cara disperse yang sering
dilakukan adalah:
a.Cara mekanik
Dengan penggerusan/penggilingan lalu
didispersikan dalam medium pendispersi, untuk mence-
gah penggumpalan ditambahkan zat
pemantap (stabilizer).
b.Cara peptisasi
Dengan menambahkan suatu elektrolit
yang mengandung ion sejenis.
c.Cara busur Bredig (cara
elektrodispersi)
Cara ini khusus untuk membuat sol
logam. Dua kawat logam yang berfungsi sebagai elektroda
dicelupkan ke dalam air, kemudian
kedua ujung kawat diberi loncatan listrik.